Rabu, 03 September 2008

Thank You, Mom


Pagi ini seperti biasa 07.00, aku berangkat dari kostanku menuju kantor. Tepat di persimpangan Senen, seorang anak(mungkin klo dia sekolah, kira2 kls 2 atau 3 SD), memakai celana pendek jeans dan kaos merah tanpa mengenakan sendal atau sepatu menaiki bis yang aq naiki. Kebetulan aku duduk di dekat pintu masuk, so, ketika dia naik bis itu, dia tepat di depanku. Aku kira dia akan mengamen atau mengucapkan kata2 apa, seperti yg biasanya dilakukan yg lainnya.

Yang membuat aku kaget, tanpa mengatakan apa-apa dia langsung menyodorkan tangan kecilnya ke depanku, kemudian mengarahkan tangannya ke bibir kecilnya, seolah mengisyaratkan bahwa dia perlu makan. Terpaku sejenak, kemudian aku mulai merogoh sakuku, kemudian memberinya selembar uang kertas. Kemudian diapun berlalu dari pandanganku, dalam hati sedikit bertanya, "dimana Ibunya ya?", tapi kemudian aku menjawab sendiri pertanyaanku, mungkin Ibunya juga mencari nafkah untuk keluarganya. Klo mereka punya cukup uang, pasti adik kecil ini tidak akan di sini pikirku.

Sebentar kemudian, anak kecil tadi kembali muncul di depanku, kali ini berniat untuk turun dari bis. Sesaat kemudian, secara spontan aku dan wanita di sebelahku teriak, anak kecil tadi mencoba untuk turun waktu bisnya masih melaju cepat. Untungnya Pak Sopir ngerem mendadak. Huff, dia selamat.

Hmm, thx God, waktu aku kecil, aku tidak perlu melakukan hal seperti itu. Mungkin setelah ketemu Ibunya, anaknya kecil tadi akan cerita, klo dia hampir saja terjatuh dari bis. Seperti dulu yang kulakukan waktu aq masih kecil...

Sekedar flash back, ada beberapa hal yang pagi tadi tiba-tiba aku ingat kembali. Waktu itu aku bermain dan tiba-tiba kakiku menginjak pecahan kaca, dan pulang ke rumah dengan kaki berdarah, Mom panik dan langsung membawaku ke dokter, tanpa memarahiku karena aku ga pake sendal. Thank you, Mom.

Waktu aku dan temanku mencoba mengejar dan melompat ke sebuah becak barang (* hal ini sering kulakukan waktu kecil dengan temanku yg namanya Tejak *), dan akhirnya terjatuh dan pulang dalam keadaan bibir pecah, Mom hanya menangis, sambil membersihkan luka-luka di bibirku. Sekali lagi, thank you, Mom.

Hmm, pernah juga sekali, aku maen petak umpet, dan ntah gimana caranya aku bisa sembunyi di atas lemari pakaian tetanggaku, mungkin tingginya sekitar 2 meter, dan tanpa aku sadari, waktu aku pengen lompat ke bawah, ternyata pintu lemarinya terbuka, kakiku tersandung pintu lemarinya, dan akhirnya aku pulang dianter ortu temanku dengan dagu yang sudah diperban. Sekali lg, Mom menangis, dan tidak memarahiku, hanya berkata, "sakit,nang???(*sambil menangis*)".

Pastinya tidak hanya satu, dua, ucapan terima kasih, tapi mungkin ribuan atau jutaan terimakasih yg harus kuucapkan buatmu, Ma. Terimakasih untuk tidak menelantarkan aku, terimakasih untuk merawatku, terimakasih untuk menjagaku, dan segudang kata terima kasih lainnya. Juga kata maaf klo aku hanya bisa membuatmu khawatir dan menangis. 

Ibu adalah teman terbaik yang akan selalu melengkapi. Tak akan ada yang bisa menggantikan Ibu di hati.

Love you, Mom *kiss*